Sebagaimana diketahui, payudara selama kehamilan akan mengalami
perubahan. Antara lain terasa lebih kencang, lebih besar, dan lebih
penuh. Konon, menjelang kelahiran berat setiap payudara mencapai 1,5
kali lebih besar dibandingkan sebelum hamil.
Urat-urat halus di bawah permukaan kulit payudara juga menjadi lebih
jelas, pembuluh darah bertambah dan melebar, serta puting susu dan
aerola (daerah sekitar puting susu) menjadi lebih gelap. Di sekitar
aerola ini, pada masa-masa menjelang melahirkan muncul bintik-bintik
putih mengandung kelenjar-kelenjar yang memproduksi minyak sehingga
dapat meminyaki dan melindungi puting susu saat menyusui.
HORMON PROLAKTIN
“Biasanya wanita yang berpayudara besar lebih merasakan
perubahan-perubahan yang terjadi. Sebab, lemaknya sudah banyak sehingga
ia bisa langsung merasakan bila ada perubahan,” tutur Suharjanti.
Sementara yang payudaranya kecil tak begitu merasakannya, namun bukan
berarti tak ada perubahan. “Tergantung pada tingkat sensitivitas si ibu
hamil.”
Baca juga: Cara membesarkan payudara bersama suami
Semua perubahan yang terjadi menunjukkan ada perkembangan dan
pertumbuhan jaringan kelenjar di payudara. Karena pada ibu hamil, terang
Suharjanti, “pembuluh-pembuluh darah bekerja lebih aktif untuk
menyiapkan kelenjar-kelenjar yang ada pada payudara, agar nantinya bisa
berproduksi.”
Lebih jauh dijelaskan Suharjanti, di dalam payudara terdapat 15-25
segmen/cuping yang terdiri atas tandon kelenjar/alveoli. Lapisan otot
terbentuk saling berkait di sekitar alveoli, yang nantinya akan
berkontraksi memeras susu keluar dari kantung saluran kecil yang
mengalir ke puting susu.
Sejak awal kehamilan, hormon merangsang perkembangan sel-sel produksi
susu di alveoli. Hormon yang paling penting dalam pembentukan air susu
adalah prolaktin, yang mulai bekerja sejak kehamilan berusia 8 minggu.
Hormon ini juga menjaga keseimbangan banyaknya jumlah susu yang
diproduksi pada tiap tahapan dengan bantuan hormon estrogen yang dibuat
oleh plasenta.
Selain itu, prolaktin juga membikin warna aerola menjadi lebih gelap
dan puting susu lebih menonjol. Namun bagi yang putingnya datar atau
melesak ke dalam, tonjolan ini memang tak terasakan.
TIGA LANGKAH PERAWATAN
Perawatan payudara dianjurkan mulai dilakukan setelah kehamilan
berusia 5-6 bulan. Sebab, jika sejak awal kehamilan kita sudah melakukan
perangsangan puting, misalnya, bukan hasil baik yang diperoleh, “tapi
malah bisa menimbulkan kontraksi rahim,” jelas Suharjanti.
Adapun perawatan yang dilakukan ialah:
1. Pemijatan
Hal ini bisa dilakukan kala mandi. Sebelumnya siapkan di waskom air
hangat dan air dingin, minyak kelapa yang bersih (paling baik jika
bikinan sendiri) atau baby oil, handuk, dan kapas.
Bersihkan payudara memakai air, lalu massage memakai minyak. Pemijatan
dilakukan dengan memakai kedua tangan, sekeliling payudara diurut
memutar searah jarum jam dan kemudian berbalik arah/berlawanan jarum
jam. Setelah itu lakukan pengurutan dari bawah menuju puting, namun
putingnya sendiri tak perlu di-massage karena tak berkelenjar tapi hanya
merupakan saluran air susu belaka.
Usai massage, ketuk-ketuklah payudara memakai ujung jari atau ujung
ruas jari. Gunanya agar sirkulasi darah bekerja lebih baik. Selanjutnya
puting dibersihkan dengan menggunakan kapas dan minyak. Minyak ini
berguna melenturkan dan melembabkan puting agar saat menyusui kelak
puting sudah tak gampang lecet.
Terakhir, bersihkan payudara dan puting memakai air hangat dan
dingin. Tujuannya untuk memperlancar sirkulasi darah. Setelah itu
keringkan pakai handuk.
2. Senam Teratur
Sebaiknya payudara juga dirawat dengan melakukan senam. Gunanya untuk
memperkuat otot pektoralis di dada, sehingga memadatkan payudara dan
merangsang produksi ASI agar lebih baik.
Senamnya sangat mudah, kok, Bu. Bisa dilakukan sebelum atau sesudah
mandi. Ada dua macam senam yang bisa dilakukan para ibu, yaitu:
-
Posisi berdiri, tangan kanan memegang bagian lengan bawah kiri
dekat siku, sebaliknya tangan kiri memegang lengan bawah kanan (seperti
orang bersidekap). Kemudian tekan kuat-kuat ke arah dada dengan cara
mempererat pegangan, sehingga terasa tarikannya pada otot-otot di dasar
payudara. Selanjutnya lemaskan kembali. Lakukan berulang-ulang hingga 30
kali.
-
Pegang bahu dengan kedua ujung tangan, kemudian siku diputar ke
depan sehingga lengan bagian dalam mengurut (massage) payudara ke arah
atas. Diteruskan gerakan tangan ke atas ke belakang dan kembali pada
posisi semula. Lakukan latihan ini 20 kali putaran.
3. Memakai Bra Yang Pas
Untuk mengatasi rasa tak enak pada saat payudara membesar, pakailah bra yang pas dan bisa memegang. Jangan pakai yang terlalu ketat atau
longgar, tapi harus benar-benar pas sesuai ukuran payudara saat itu dan
dapat menopang perkembangan payudara. Jika terlalu sempit akan
menghambat perkembangan kelenjar payudara, sedangkan kalau terlalu
longgar akan tampak jatuh dan sakit dipakainya.
Jika payudara sangat besar, ada baiknya untuk memilih yang memakai
penyangga kawat. Karena bra yang tak menopang dengan baik pada payudara
besar cenderung akan turun dan membentuk lipatan di bagian bawah
payudara. Sementara jika si ibu tak menjaga kebersihan dan kekeringan di
bawah lipatan tersebut, maka jamur biasanya akan tumbuh.
Jangan lupa, tubuh ibu hamil cenderung berkeringat. Untuk itu,
pilihlah bra dari bahan katun atau campuran katun sehingga nyaman
dipakai dan mudah menyerap keringat. Tali pengikatnya agar dipilih yang
lebar sehingga dapat menyangga payudara dengan baik.
Bila jamur sudah terlanjur hadir, segera bawa ke dokter. Sebab, jika
jamur naik hingga ke seluruh payudara bisa menjadi masalah pada saat
menyusui nanti.
Ternyata tak sulit, ya, merawat payudara.
CARA MEMPERBESAR PAYUDARA ALAMI
Published:
2015-03-01T09:03:00+07:00
Title:Tips Agar Payudara Besar saat Hamil
Rating:
5 On
22 reviews